Monday, November 15, 2010

Pandangan Futorologi Budaya Jawa Tahun 2500

Setelah mengikuti kuliah Pengantar Anropologi, saya diceritakan berbagai hal mengenai karakteristik kebudayaan. Salah satu karakteristik tersebut bahwa kebudayaan itu bersifat adaptif. Suatu kebudayaan tersebut menyesuaikan dengan kondisi jaman dan perkembangannya, jadi seolah-olah kebudayaan itu berevolusi.
Evolusi kebudayaan ini tidak akan bisa menghapus ideologi yang tertanam dipikiran masyarakatnya secara cepat, karena ideologi menyatu dengan tindakan secara turun-temurun. Hal ini yang yang saya pahami ketika mengikuti kuliah tersebut. Bahwa suatu saat nanti kebudayaan yang kita jalankan akan berubah mengikuti perkembangan zaman, terutama teknologi.
Acara pernikahan adat Jawa
Sebelum membahas tentang masa depan, terlebih dahulu kita bicara tentang kebudayaan sekarang di Tanah Jawa. Dari zaman majapahit sampai sekarang ini, acara pernikahan di Jawa mengalami beberapa perubahan. Perubahan ini berupa inovasi-inovasi artefak yang dipergunakan dalam upacara tersebut.
Acara pernikahan yang sakral ini, telah ada sebalum Islam masuk ke Tanah Air. Dari kebudayaan Hindu dan Budha, sampai kedatangan Islam membuat banyak akulturasi didalam prosesi upacara pertalian sepasang kekasih. Kebudayaan yang bersifat adaptif memang berlaku pada kasus ini, yang menjelaskan tentang proses penyesuaian dengan kondisi masyarakat yang ada.
Tata cara upacara pernikahan di Jawa sekarang ini, masih terasa kental aura ‘kejawen’. Meskipun zaman sudah modern sekarang ini, prosesi dan tata cara upacaranya pun tidak ada yang dihilangkan. Semua aturan leluhur yang ditanamkan pada masyarakat Jawa bersifat filosofis tinggi, sehingga terdapat sebuah pantangan untuk dilanggar.
Konsep yang diperbarui adalah berupa inovasi yang zaman sekarang merupakan sesuatu hal yang lazim. Sebagai contohnya, dalam upacara ‘Kucur-kucur’, sang calon suami akan menuangkan sekantong beras kuning kepada sang calon istri yang juga membawa kantong kosong. Hal ini menandakan bahwa suami akan berusaha menafkahi istrinya. Pada saat ini, dalam upacara ‘Kucur-kucur’ tersebut berupa prosesi penuangan sekantong koin ke kantong istr yang kosong. Ini adalah bentuk inovasi saat ini yang menjadi adaptasi kebudayaan prosesi pernikahan Jawa.
Acara pernikahan adat Jawa di masa depan
Menurut pandangan futorologi, di masa depan, upacara pernikahan adat Jawa akan mengalami perubahan dalam hal artefak. Yaitu, diprediksi di masa depan pada tahun 2500 akan terjadi perbadaan alat-alat pemenuhan hidup. Seperti, uang pada zaman sekarang akan berubah menjadi chip elektrik. Uang uang kita pakai sekarang ini, tidak dianggap efektif di masa depan. Selain itu, masalah makanan yang kita makan berupa pil pada masa depan. Pandangan futurologi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Jadi, pada prosesi ‘Kucur-kucur’, bentuk barang yang dituangkan pada kantong istri berupa chip elektrik atau pil makanan. Hal ini bukan suatu hal yang mustahil, karena perkembangan IPTEK akan mengubah artefak dalam suatu kebudayaan. Akan tetapi, ideologi Jawa yang dianutnya masih dipakai. Karena berada di tanah jawa, efek dari ideologi leluhurnya akan terus dipakai selama orang dari suku Jawa ada.
Studi tentang futorologi ini dudah diprediksi oleh para futurolog, dengan mengumpulkan bukti-bukti dari zaman sekarang untuk diolah dan menganalisa masa depan. Akan tetapi, perkembangan teknologi di dunia ini bagaikan deret geometri dan kebudayaan manusia seperti deret aritmatika. Perubahan teknologi yang cepat dan perkembangan kebudayaan akan saling sulit dicari titik temunya. Maka dari itu, meskipun tingkat kecanggihan teknologi kita sangat maju, tak ada alasan kita maninggalkan hal yang merepotkan : Tradisional.

Dani Satria

No comments: