Friday, October 25, 2013

kritik, kritik, kritik

Mulailah mencari sesuatu yang memiliki tujuan ekonomi dan kekuasaan
Tergoda akan buaian nafsu
Apakah semuanya harus seperti ini?

Depok, 26 Oktober 2013

Thursday, October 24, 2013

Kaset Pita dari Chicago

Serpihan penuh harap memandangi setiap inci
Begitu tua merekam berbagai memori ingatan mereka
Setiap pemantik yang dinyalakan begitu terpaksa
Matahari yang tak terik siang ini
Menemani setiap tetesan gagasan atas kegagalan negeri ini
Bangsa ini semakin menjamur akan upaya eksistensi
Sebagian besar dari mereka benar-benar pemikir
Hingga malam menjelang, begitu tentram
Suara kaset yang begitu usang, berdencit
Menyelimuti setiap kegundahan manusia-manusia metropolitan
Manusia yang berkendara kuda untuk bekerja, menjadi musafir
Manusia-manusia pekerja dunia


Depok, 25 Oktober 2013

Tuesday, October 22, 2013

Tuhan

Kau tersembunyi dalam hati
Masing-masing individu memiliki tuhan sendiri
Tuhanku dan tuhanmu berbeda
Bahkan kau mungkin menuhankan hal selain tuhan
Kupercaya kau ada
Mungkin orang lain tidak sependapat
Kau adalah gagasan abadi manusia
Gagasan besar tentang semangat
Gagasan besar untuk individu
Bukan gagasan besar untuk perubahan politik dan jaman
Bisa saja aku keliru
Bisa saja aku benar
Tuhan, kau maha abadi


Depok, 23 Oktober 2013

Korban Ekspansi

Selamanya kita akan menjadi budak
Aku dan mereka ibarat ternak dan seorang nabi
Entah mengapa semua bangsa ingin menunjukkan keunggulan mereka
Rasio mereka, hasil kecerdasan artifisial mereka
Kita memakai produk mereka
Telaklah sudah kita menjadi budak
Aku merindukan takdir sejarah bangsa suku-ku
Aku menginginkan sejarah gemilang daerahku
Semuanya hanya bualan
Kita tak lebih dari bahan penelitian
Kita adalah simpanse percobaan yang terkungkung dalam sangkar rasionalitas mereka
Kuasai modal dulu, baru lakukan librisida

Mari kita buat seorang Musa datang dari kepulauan semenanjung Malaka

Wednesday, October 2, 2013

Pemasyarakatan

Biar semua telah berlalu dan saatnya dilupakan
Sembari meneggak LSD dan Absinthe, bersemayam dalam kalbu
Merekah ke dalam buih pagi yang semakin dingin
Kebebasan hanyalah omong kosong ketika kau tautkan
Antara senang dan lesu, seonggok besi bingung menahan dingin
Sudah sepantasnyakah bunga yang layu kau siram?
Berusaha memahami apa yang kau pelajari lewat Anglo-Saxon
Sabda Beccaria, kau menimpuk rongsokan besi itu dan mendaur ulang
Semua orang tak pantas didiamkan
Kami juga tak mau diganggu
Lalu bagaimana titik tengah atas semua ini?


Depok, 2 Oktober 2013

Tuesday, October 1, 2013

Terorisme

Sekumpulan tengkorak berserakan di kamar rahasia
Kau ambil sejumlah ambisi untuk mengantisipasi kondisi
Kau lempar tengkorak yang sudah kau tandai
Sudah sejauh mana kau mempersiapkan semua ini
Kau tak kuasa menahan libido kemarahanmu
Hingga pagi menjelang, langit tetap sendu
Di bawahmu, kupersiapkan lubang bagi kemarahanmu
Sepertinya sulit bagi kau membedakan siang dan malam
Kabel-kabel listrik yang melilitmu
Tak ayal, kau hanya sepasang alat kontrasepsi
Antara kau, kau, kau dan mereka saling berkontemplasi
Semuanya adalah teroris
Kadar kelicikan yang menjadi tingkatannya
Maksud dan niatmulah yang membimbing orang-orang dalam bahtera ini
Kau pecahkan kapalnya, lalu kau tertawa
Kau adalah teroris untuk diri sendiri
Memasuki ke persendian hingga tergerak menjadi tindakan
Semuanya begitu semu, semuanya kau atur
Kurunglah burung dalam sangkar emas
Kau bebas melakukan sesuatu kepada semuanya
Saat ketakutan menjadi kajian
Kini, kebahagiaan juga perlu dipertanyakan


Depok, 2 Oktober 2013

Kesombongan Ilmu

Belajar memahami apa yang membuat semakin mudah
Katanya kita bisa semakin canggih setelah itu
Kita juga menjadi semakin beradab
Siapa yang membuat kita seperti ini
Sebelum diusir dari surga, kita belajar tentang nama
Awal dari perkembangan semiotika
Saat itu juga kita memberikan label pada benda
Mengenal fabel saja sudah cukup bahagia
Yang terjadi ketika anakku kuceritakan
Betapa dimanfaatkannya ilmu ini dari segelintir manusia
Katanya kita sama?
Kenapa penindasan dimana-mana?
Ras kita beda? Kenapa?
Apakah ini yang namanya ilmu?
Sombong sekali kau!


Depok, 1 Oktober 2013