Saturday, March 31, 2012

Bencana Sosial dalam Gejala Manusia

Dalam sejarah perkembangannya, manusia telah melewati beragam masalah yang terjadi dalam hidupnya. Bencana merupakan salah satu faktor terbesar dalam mempengaruhi peradaban manusia. Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya bencana salah satunya adalah proses seleksi alam manusia yang lebih ditekankan pada perkembangan intelejensinya. Dengan perkembangan kecerdasan tersebut, manusia akan mencari solusi yang lebih efektif agar segala bencana yang dapat terjadi dapat diantisipasi dengan baik. Perlawanan manusia dalam menaklukkan alam sampai saat ini pun masih berlangsung. Meskipun sudah ribuan tahun lebih manusia melawan alam, keberdayaan mengendalikan alam tidak akan murni seratus persen dimiliki oleh manusia. Dalam kasus ini, bencana alam dianggap sebagai faktor utama dan yang paling berperan dalam masalah besar manusia. Alam yang sulit dikendalikan oleh manusia secara langsung menjadi perhatian besar dalam peradaban ini. Bencana alam yang terjadi saat ini bukanlah suatu fenomena baru yang belum terjadi sebelumnya. Suatu peristiwa yang dikatakan bencana pastinya adalah kondisi dimana manusia tidak mengharapkan adanya kejadian tersebut. Alasannya, peristiwa tersebut memakan banyak korban manusia dan membuat manusia sulit untuk melangsungkan kehidupannya. Bencana alam di Bumi tersebut dapat dibedakan menjadi dua tipe utama. Pertama, bencana dinamika bumi, yaitu suatu peristiwa alam yang terjadi akibat proses pengaturan alam agar terjadi keseimbangan alamiah. Kedua, bencana kerusakan faktor harmonisiatas, yaitu faktor keseimbangan alam tersebut hilang sehingga ketidakseimbangan pun terjadi. Bencana dinamika Bumi adalah suatu peristiwa yang sebagian besar terjadi dalam kerak bumi yang diakibatkan oleh proses penyesesuaian lempeng bumi yang belum stabil. Kejadian ini sepenuhnya sangat tidak ada sangkut pautnya dengan manusia. Meskipun manusia di era sekarang sudah memiliki pengetahuan yang canggih untuk mengetahui bencana tersebut, pengendalalian dalam bencana dinamika Bumi belum diketahui caranya. Bentuk-bentuk dari bencana dinamika Bumi antara lain berupa gempa bumi dan gunung meletus, yang diakibatkan oleh sifat labil dalam mantelnya. Bencana kerusakan faktor harmonisitas adalah kondisi Bumi dimana terdapat unsur penyeimbangnya yang hilang. Sebagian besar peristiwa bencana ini terjadi di luar mantel bumi. Bencana ini berupa pengaturan yang tidak seimbang yang terjadi pada permukaan Bumi, yang dapat diakibatkan oleh para penghuni di permukaannya. Bentuk dari bencana rusaknya faktor harmonisitas berupa rusaknya biota dan bioma penyeimbang. Maksudnya, faktor organik dan anorganik haruslah berperan seimbang membentuk satu kesatuan yang utuh. Peristiwanya antara lain, perusakan hutan secara besar-besaran tanpa mengembalikan kondisinya. Dalam perkembangannya, manusia selalu memfokuskan dalam segala bentuk bencana alam tersebut. Sehingga, dimulainya juga perkembangan teknologi dalam peradabannya. Penggunaan teknologi untuk mengetahui bencana dinamika bumi adalah pilihan yang tepat. Namun, dalam praktik melindungi faktor harmonisitas, dapat dikatakan segala teknologi selalu berdampak buruk terhadap alam. Dengan demikian, tidak semua teknologi selalu selaras dengan alam. Penggumaan teknologi secara bijaksana dapat membantu dalam upaya kerusakan alam. Bila ditelisik lebih lanjut, teknologi seharusnya bermanfaat dalam pelestarian alam di muka bumi ini. Bukan suatu produk komersialisasi yang digunakan untuk penunjang kapitalisasi, karena harga segala tenologi tidak akan bisa membeli alam. Masalah bencana alam hampir semuanya sudah menjadi perhatian manusia, namun terdapat satu bencana yang sampai saat ini manusia jarang menyadarinya. Bencana sosial adalah suatu bencana yang diakibatkan oleh hubungan antar manusia yang memiliki dampak nyata dalam kehidupan di bumi. Bentuk dari bencana sosial ini adalah kerusakan sistem dalam kehidupan bermasyarakat yang mengakibatkan adanya dominasi antar manusia sebagai bentuk mempertahankan kekuasaan dan memperoleh kenikmatan lebih. Dengan demikian, sistem sosial yang terbentuk bercampur dengan hukum rimba dalam tatanan kehidupan. Akibat dari bencana sosial akan memiliki korban yang lebih besar dari bencana alam, bila harmoni antar manusia tidak dijaga. Sudah seharusnya manusia hidup sejahtera saling memakmurkan, ini adalah cita-cita dari perkembangan peradaban manusia. Faktor teknologi penunjang kehidupan manusia seharusnya digunakan sebagai sarana untuk menjalin hubungan, agar keharmonisan terjaga. Kerakusan yang terjadi adalah suatu bentuk ancaman dari penyakit sosial yang dapat menjadi ancaman nyata, bahkan terbentuk suatu bencana yang lebih besar korbannya dari bencana alam. Selama penyakit sosial ini belum disembuhkan, maka kita berada dalam lingkup ancaman bencana yang akan datang setiap waktu tanpa dapat dihentikan. Hubungan dengan manusia seharusnya menjadi alat paling ampuh untuk menuju keharmonisan terhadap alam. Dalam implementasinya, pencegahan bencana sosial lebih sulit dibandingkan dengan bencana alam. Hal ini dikarenakan, penumbuhan kesadaran dalam diri masing-masing manusianya. Namun, itu bukan suatu hal yang mustahil, bila itu semua dimulai dari diri kita sendiri. Bila keadaan sosial yang harmonis telah tercipta, bencana alam seperti apapun akan dapat di selesaikan manusia dengan kerekatan sosial tersebut. Dani Satria

No comments: