Menatap kanvas dengan peluh membasahi dahi
Mencorat-coret dengan sepenuh hati
Aku tak tahu apa yang sedang kukerjakan
Yang kutahu beginilah cara menjadi seniman klasik pada era
kontemporer
Merebah semua intuisi ke dalam goresan
Berteman dengan malam dan upaya berfalsafah
Berteman dengan ahli serupa agar kita menjadi terkenal
Tak ada yang lebih seni dibandingkan berdiam diri
Ketika orang sibuk bergerak dan menjadi terdistorsi
Hati ini memilih menjadi pemilih
Menyeleksi manusia untuk dipertontonkan
Bagaimana cara kita menghargai intelejensi
Berdasarkan pengamanan dan segala pembenaran yang ada
Saatnya kita membangun panggung untuk menciptakan skrip
sendiri
Mencari pemain dan marilah membuat drama
Kita menciptakan era dimana segalanya bisa berubah menjadi
tuhan
No comments:
Post a Comment