Friday, August 8, 2014

Kloset Masa Depan

Para manusia pengumpul tinja
Dibanggakan, karena ampas-ampas promosi dan iklan
Kebiadaban terencana oleh senggama konsumsi
Mereduksi segala rasionalitas yang anti kritik
Kubawakan sejumlah sayur, biar kau bisa berkumpul
Dalam setiap denyut urbanisasi, dalam kekayaan yang dipaksakan
Semua terasa indah jika menahan sakit
Kau tak pernah meratapi apa arti sinergi, wahai narasi globalisasi
Biarkan manusia terlahir tidak mengerti
Hanya restoran cepat sajalah yang mengerti
Bagaimana menjalankan tirani, bagaimana mengubah persepsi, dan mengaudisi dewa-dewa yunani
Dan untuk jasa penikmat hak paten
Akhirnya dipenjara intelektualitas, hanya karena memenjarakan intelektualitas
Langitpun menjadi tidak berkualitas
Segerombolan penipu datang dari langit
Membangun pabrik di Atlantis
Semoga tak ada negara di muka bumi ini
Pertanyaan pertama
Apa nama benda ini?

Kendal, 8 Agustus 2014

Thursday, August 7, 2014

Mempublikasi Kemarahan

Batang jerami yang bertebaran, mengikis sedikit horizon yang tampak
Bau serangga yang memudar, menjelang senja yang kian redup
Bisikan hati ini mengemas suasana serba berseri
Jerami yang terbakar kian memanas, kepulan jelaga membentuk mendung
Langitpun hangat, mengyoyak langit, meratapi asap yang kian membumbung
Kita seksama berjalan di atas air, marah kepada lautan dan tetap menginjak bumi
Apa bedanya atas dan bawah? Tatkala hanya dipengaruhi oleh gravitasi
Persepsi hati, ideologi, dan otak yang berseteru
Apakah dimensi di masa depan?
Ketika rencana besar ini akan menjadi yang terhebat
Apa yang harus dimulai jika kita ingin menjadi ahli tata negara?
Kebetulan yang selalu kebetulan, kemarahan ini akan dikemas secara masif
Dibungkus dengan kertas harapan, harapan sejarah yang terus melupakan
Kemarahan dan dendam ini akan menjadi cetak biru
Membingkai pemberontakan dengan kebohongan
Diiringi deru genderang pendusta
Dan pada akhirnya realitas harus diciptakan
Mengubah orbit bulan, mengubah permainan kartu, mengubah konstitusi
Kita selalu termakan oleh kebodohan pakar rasionalitas
Atas nama bahasa, semua tak bermakna
Inilah sabda waktu kepada anti materi


Kendal, 8 Agustus 2014